Wiroto craft juga menerima pesanan frame dengan bentuk wayang kulit didalamnya. Souvenir berbentuk wayang kulit ini menarik dengan bahan logam yang mengkilap dan tampak indah. Namun sudahkah Anda mengenal sejarah wayang kulit di Indonesia?
Bagi yang memesan souvenir frame wayang, tentu saja sedikit banyaknya adalah orang yang menyukai keindahannya. Termasuk menyukai wayang kulit sebagai kesenian khas. Bagi Anda yang ingin menambah informasi seputar wayang kulit, simak ulasan berikut ini.
Sejarah Wayang
Sempat ada sedikit polemik dalam masalah klaim dari mana wayang kulit berasal. Bahkan salah satu brand ternama pernah salah dan mengklarifikasi tentang dari mana wayang kulit ini. Nah, menarik untuk mengetahui sebenarnya dari mana wayang kulit berasal.
Berbicara jenis wayang, ternyata di Indonesia banyak sekali jenisnya. Beberapa diantaranya seperti Wayang Bambu, Wayang Kayu, Wayang Orang, Wayang Rumput dan Wayang Kulit yang terbagi lagi menjadi berbagai jenis wayang kulit. Namun kali ini yang akan sedikit kita ulas adalah seputar wayang kulit yang dijadikan sebagai salah satu bentuk souvenir di Wiroto Craft.
Menurut salah satu sumber, jenis wayang kulit merupakan benda khas yang telah ada sejak masa sebelum masehi. Mengapa disebut benda, karena wayang yang satu ini baru dikenal sebagai produk kesenian khas Jawa baru-baru ini saja. Dulunya menurut asal usul, benda ini merupakan saran penyembahan.
Masa sebelum masehi berarti masa sebelum kedatangan Hindu di Nusantara. Barangkali yang dimaksud Nusantara pada waktu itu adalah Indonesia dan negara sekitarnya termasuk Malaysia juga. Untuk tepatnya kita perlu merujuk pada Nusantara berdasarkan tahunnya dimana wayang ini bermula.
Saat kedatangan Hindu yang disebarkan melalui Kerajaan yang ada pada waktu itu, kebiasaan berwayang dijadikan sebagai sarana untuk penyebaran agama Hindu. Dimana waktu itu pementasan wayang mengusung cerita Mahabarata dan Ramayana. Ternyata hal ini disambut baik sehingga Nusantara pada waktu ini berdiri Kerajaan Hindu dan penduduknya kebanyakan beragama Hindu.
Di masa setelahnya, saat berlangsung penyebaran Islam oleh Wali Songo, wayang pun juga digunakan. Melalui pementasan yang ada, para Wali membawakan cerita yang sarat dengan nilai Islam serta tokoh-tokoh yang merepresentasikan ajaran Islam. Masa kerajaan Hindu-pun berlalu dan digantikan masa Kerajaan Islam.
Hingga kini, wayang menjadi kesenian yang dipentaskan dan masih lestari di beberapa daerah seperti Jawa dan Bali. Bentuk-bentuknya yang khas diadopsi untuk menjadi gambar, simbol bahkan kerajinan yang memiliki nilai estetika tinggi.
Macam-macam Wayang
Para Wali Songo di Jawa, sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang Kulit di timur, wayang wong di Jawa Tengah dan wayang golek di Jawa Barat. Tokoh yang berperan besar dalam hal ini adalah Raden Patah yang merupakan Raja Kesultanan Islam dan Sunan Kali yang merupakan salah seorang dari Wali Songo. Namun kini, pembagian Wayang Kulit yang dikenal adalah sebagai berikut :
Wayang Kulit
Wayang Kulit memiliki beberapa bentuk gaya, seperti gaya Kasunanan, Mangkunegara, Ngayogyakarta, Banyumasan, Jawatimuran, Kedu, Cirebon, dan berbagai gaya lainnya. Barangkali inilah yang dikenal sebagai wayang Jawa saat ini. Meskipun sebenarnya bisa saja terdapat wayang Jawa jenis lainnya.
Jenis wayang yang satu ini dibuat dari kulit kerbau yang berbentuk pipih, kemudian bagian tangan dan kakinya dapat digerakkan untuk memerankan cerita pewayangan yang dibawakan. Mengenai sejarahnya, adalah Raja Airlangga di abad ke-11 yang pada saat itu ingin membuat Wayang Kulit karena sangat menyukai kisah-kisah dan riwayat nenek moyangnya yang tertulis di serat Pustakaraja Purwa.
Wayang Golek
Selain purwa, yang juga paling terkenal di Indonesia adalah jenis Wayang Golek. Jenis yang satu ini terbuat dari bambu dan bentuknya 3 dimensi. Tidak setipis kulit sebagaimana jenis Purwa yang terbuat dari Kulit Kerbau.
Wayang Golek dikenal berasal dari Jawa Barat serta pementasannya menggunakan bahasa Sunda. Meskipun begitu cerita yang dibawakan saat pementasan adalah cerita Mahabarata dan Ramayana. Tidak berbeda dengan wayang kulit di masa Hindu.
Di masa Islam, Wayang Golek dibawakan oleh Sunan Kudus. Pementasan Sunan Kudus itu menarik hati dari ulama atau sekurang-kurangnya santri Cirebon yang sedang berkunjung (atau berguru) ke wilayah Sunan Kudus. Akhirnya ide Wayang Golek itu dibawa ke Cirebon.
Wayang Wong
Wayang wong diciptakan oleh Sultan Hamangkurat I pada tahun 1731. Sebagaimana namanya, pementasan wayang ini dilakukan oleh orang yang memerankan cerita pewayangan. Supaya bentuk muka atau bangun muka mereka menyerupai wayang kulit (kalau dilihat dari samping), sering kali pemain wayang wong ini diubah/dihias mukanya dengan tambahan gambar atau lukisan.
Hal yang menarik dari pertunjukan wayang wong ini adalah adanya tari kolosal atau individu per pemain di setiap jeda cerita. Selain itu wayang wong juga menampilkan tokoh punakawan sebagai pencair suasana yang merupakan penggambaran keadaan kawulo alit atau masyarakat secara umum dan abdi dalem.
Selain ketiga jenis di atas, ternyata masih terdapat banyak lagi sebutan-sebutan jenis pewayangan yang ada. Jika Anda masih penasaran, terdapat banyak tempat yang memberikan informasi ini yang bisa Anda cari. Namun semoga informasi di atas dapat memberikan Anda gambaran asal usul wayang di Indonesia.
Itu dia ulasan seputar wayang yang bentuknya dijadikan sebagai kerajinan logam oleh pengrajin Wiroto Craft. Souvenir wayang logam ini sangat cocok untuk Anda berikan sebagai kenang-kenangan atas kunjungan tamu, acara kantor dan momen-momen berharga lainnya.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.